Gereja, kesenian, sastra, dan musik
Beberapa ahli sejarah memberikan penghargaan kepada
Gereja Katolik Roma
atas sumbangsihnya terhadap kehebatan dan keagungan kesenian dunia
Barat. Mereka merujuk pada penentangan konsisten Gereja terhadap
ikonoklasme
Byzantium
- yakni sebuah gerakan yang menentang penggambaran kasat mata terhadap
unsur ilahi, keteguhan Gereja pada pendirian bangunan-bangunan yang
pantas sebagai tempat ibadah, rujukan berulang-kali Santo
Agustinus dari Hippo
pada ayat-ayat Kitab Kebijaksanaan 11:20 (Tuhan meng-"atur menurut
ukuran, jumlah dan timbangan") yang menyebabkan lahirnya
konstruksi-konstruksi geometris arsitektur
Gothik, sistem pemikiran akademiah yang logis bernama
Summa Theologiae yang memengaruhi tulisan-tulisan
Dante Alighieri
yang konsisten secara intelektual, karya kreasi Gereja dan teologi
sakramen Gereja yang mengembangkan imajinasi Katolik yang memengaruhi
penulis-penulis seperti
J. R. R. Tolkien[8],
C.S. Lewis, dan
William Shakespeare,
[9] dan tentunya, perlindungan para
paus zaman
Renaisans terhadap karya-karya agung seniman-seniman Katolik seperti
Michelangelo,
Raphael,
Bernini,
Borromini and
Leonardo da Vinci. Disamping semua hal ini, kita mesti juga memperhitungkan kekayaan musik-musik religi yang diciptakan bagi
Gereja Katolik Roma,
sebuah kekayaan yang sangat erat dengan kelahiran dan perkembangan
tradisi Eropa akan musik klasik, dan tentunya juga, semua musik yang
telah dipengaruhi olehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar